Thursday June 23/2016
OLEH: NURLIYANA
ABDULLAH
www:sabahinsider14.blogspot,com
RAMAI kalangan
pemimpin kita suka sangat merujuk hukum dan ajaran agama, sedang mereka sendiri
tidak akur apa yang agama perintahkan. Mengajar itek bernang!
Dalam
ajaran agama korupsi, menipu, membohong dilarang tetapi jelasnya pemimpinlah
yang paling banyak berbohong berjanji dan apakah mereka itu layak dijadikan
pemimpin rakyat pelbagai?
Kesan
mereka itu yang korupsi, membohong dan menipu dan rata-rata islam agamanya,
maka dengan secara tidak langsung akan ada yang bukan islam berkata "
begitukah ajaran islam?" dan kesannya merekalah yang memburukkan nama
islam meski islam itu mengajar kebaikan.
Di
Sarawak seorang timbalan perdana menteri bernama Zahid Hamid berkata bahawa
orang Sarawak harus bersikap kenang budi.
Soal
kenang budi ini memang budaya bangsa kita di Malaysia dan soal kenang budi itu
memang harus tetapi tidak semestinya setiap kesalahan yang dilakukan oleh yang
menabur budi itu harus kita sokong meski melakukan kemungkaran.
Sebenarnya
budi apa yang harus dikenang?
Segala
bantuan yang diberikan itu adalah datang dari rakyat sendiri kesan hasil negara
melalui cukai dan GST yang maksudnya dari rakyat kepada rakyat.
Semuanya
bukan dana BN tetapi dana rakyat sendiri dan bukankah semua menteri dalam
kabinet persekutuan dan negeri itu digaji oleh rakyat yang membayar cukai, lalu
budi apa yang harus dikenang?
Mereka
sebagai pemimpin dan mereka berikan atas nama menteri/YB yang diamanahkan oleh
rakyat dan itu tanggungjawab mereka dan seharusnya PM/TPM dan menteri-menteri lah
yang harus mengenang budi rakyat kesan memberikan kuasa kepada mereka hingga
mereka punya rumah seperti istana dan anak-anak mereka hidup mewah belanja
berjuta-juta beli banglow dan kereta mewah.
Apakah
kalau pemimpin kasih sama rakyat RM100 dan masuk ke poket menteri, anak, kroni
berjuta kesan projek award, kita juga harus mengenang budi dan berkata SYUKUR?
Berkata
syukur itu memanglah harus sebab kita bersyukur kepada Allah bukan kepada
pemimpin tetapi bila pemimpin korupsi, bohong, menipu apakah kita juga harus
bersyukur kesan mereka melakukan perbuatan yang jelas dilarang oleh agama?
Bila
kerajaan korupsi, menipu dan bohong rakyat apakah harus kita biarkan perbuatan
yang rata-rata dilarang oleh ajaran agama dan selayaknya kita harus tumbangkan.
Menumbangkan
kerajaan yang tidak zalim dan baik itu memang haram sebalik kerajaan yang
korup, menipu, membohong dan melakukan kezaliman kesan undang-undang yang jelas
bertentangan dengan undang-undang Islam HARUS dan WAJIB kita runtuhkan sebab
jika kita sekongkol mengIYAkan maka kita semua tersabit subahat ikut berdosa
seperti ceritanya kerajaan SABBA dalam Al-Quran yang tanahnya mula subur jadi
merkah.
Makanya
kenyataan ketiga perkataan yang disebutkan di atas kena lihat keadaan
keseluruhan dan jika bertentangan dengan agama seperti kita menerima duit
haram/rasuah, apakah kita harus bersyukur? Nampak maksud saya!
Fikirlah
dan jangan hanya tahu hukum tetapi tidak tahu menghuraikan hukum dengan
alasan-alasan yang dituntut oleh ajaran agama masing-masing maka lebih baik
diam banding menyebar dan menipu rakyat.
Sekadar
tahu hukum di kulit sahaja atau di mulut semata, lebih baik diam dan jangan
bercakap soal kata syukur, kenang budi dan sebagainya.
No comments:
Post a Comment