Monday
June 27/2016
KENA
PERHATI BAHASANYA
OLEH: ISMAILY BUNGSU
www.sabahinsider14.blogspot.com
SABAH
merupakan wilayah yang cukup unik, dalam satu rumah ada islam
dan ada tak islam agamanya. Satu bapa satu ibu sama tapi beda agama dan hidup
aman damai serta soal agama tidak pernah menjadi masalah besar dan kalau adapun
hanya biasa- biasa saja macam air ditetak tak putus.
Di
sebuah kedai minum milik tionghua ada jual soto/bakso islam nyamannya bukan
main dan ada jual makanan yang bukan islam masak dan di meja ada cina, ada
dusun, ada india dan pelbagai bangsa dan agama sambil bercakap bahasa malaysia
pelat india dan cina pelbagai.
Memang
cantik dan unik sekali Sabah ini dan itu sebab saya cukup berbangga kerana
lahir di Sabah dan mati juga di Sabah nanti lalu sama disemadikan di sabah.
Saya semua kawan-kawan yang beda agama. Ikhlas saya kata.
Makanya
saya selalu kala menulis dan berkata-kata cukup perhatikan bahasa yang saya
mahu lontar dan saya tak kira siapa saja yang add facebook saya selalu saya katakan
"terima kasih saudaraku dan doa dirahmati Allah". Itupun kalau tak
terlimpas pandang.
Kata
orang, kata saudaraku itu hanya untuk sesama muslim dan itu salah sebab maksud
saudara itu kalau dikupas pelbagai maksudnya iaitu saudara seagama, saudara setanah
air, saudara seikhtisas, saudara seinsaniah dan pelbagai.
Jadi
maksud kata saudara itu cukup meluas dan lagi kalau kita tunjukan perkataan
"saudaraku" itu kepada sesiapapun terasakan sangat menusuk ke dalam
benak hati kita sikap kepedulian yang mendalam dan itu sebenar lebih
mengakrapkan sesama kita.
Sama
juga kalau kita menyebut perkataan "Tuan" terasa ada tembuk yang jauh
sedikit, sebalik kalau kita menyebut "abang" "kanda"
"abah" atau "Pakcik" itu lebih akrap dan dekat sangat
sifatnya.
Bukan
saja hal di atas harus diperhatikan, malah kala menyebut perkataan HARAM itu
juga kena hati-hati dan memang tidak baik kalau saudara-saudara yang bukan
muslim makan babi, lantas kita katakan haram dan itu semacam penghinaan sebab
bagi yang muslim memang dilarang tetapi bagi yang bukan muslim, itu makanan
mereka dan kita kena hormat makanan orang lain.
Biasanya
saya keberatan untuk membahas hal haram halal ini sebab kekadang bisa
menyinggung perasaan orang lain tetapi kesan sebagai peringatan cara berbahasa maka
harus dikatakan juga meski pahit terasakan.
Lalu
apa saja bahasa yang harus dikatakan dan biasanya saya selalu saja mengatakan
daging berkenaan biasa ada cacing pita yang tidak mati kala dimasak dan
buktinya ambil yang sudah masak dan bubuh cola akan nampak cacing itu
berkeluaran. Faktanya begitulah.
Itulah
makanya ketika berbahasa/berhujah elak sentuh agama, makanan halal haram
termasuk bahasa kesat sebab ini kekadang bisa menyentuh hati orang lain yang
menyebabkan orang lain tersinggung.
Di
Sabah ini pelbagai agama, budaya serta kepercayaan maka kita harus saling
hormat menghormat dan berhujah atau berkata-katalah dengan kata2 yang baik dan
bersahabat dan elak mengatakan DAPpig.
Salam
kasih
No comments:
Post a Comment