Khamis Jun 09/2016
KARYA: ISMAILY BUNGSU
www.sabahinsider14.blogspot.com
SEKUMPULAN kera dalam hutan tiba-tiba
saja bingung dan mereka berkumpul sambil berbincang banyak hal dan antaranya
ialah keanehan sikapnya manusia.
Kekadang kata mereka
manusia yang ada sekarang ini tidak selayaknya dianugerahi akal sebab akal yang
tuhan bagi semacam dipermainkan oleh sebahagian kalangan manusia.
lihatlah
banyak sangat kelakuan-kelakuan manusia
itu sering saja bertentangan dengan akal yang baik dan ajaran-ajaran nabi serta
yang terkandung dalam al kitab sering saja dipermainkan dan persendakan.
Paling
sadis kata mereka di negara yang penduduknya majoriti islam selalu saja
menyebut soal hukum tuhan dan ada pula pemimpin yang mengatakan hukum tuhan itu
bisa saja menghuruharakan negara mereka dan kelihatanya kata monyet mereka
melawan tuhan samalah macam perangai iblis yang melawan tuhan tak mahu tunduk
sama adam kesan asalnya tanah lebih baik banding api.
Di
mana-mana saja di sekitar negara yang mengatakan Islam hadhari itu dan negara islam
contoh terkenal dengan sikap-sikap yang
melawan tuhan dan di mana-mana saja ada toko judi, minum arak dan taukenya
kalangan yang islam agamanya dan monyet lagi hairan dan petang itu semua
kalangan monyet wakil bangkatan, urang hutan, kera, balitong dan segala macam
termasuk bayau masing-masing memberikan pendapat.
Bila
menyentuh soal pakaian, kera yang terkenal dengan nama bangkatan ketawa
terbahak-bahak bila membicarakan soal
pakaiannya wanita kalangan manusia sekarang ini.
"....Kalangan
manusia semula kembali ke zaman batu...." katanya sambil ia tunjukkan rupa
bentuk pakaian/seluar kalangan wanita sekarang ini dan perjumpaan petang itu
jadi ribut sambil mengatakan yang manusia tidak berotak dan akalnya diletak di
kepala otot.
Lalu
mereka siap berpakat mahu menulis surat kepada tuhan di langit dan isi surat
minta tuhan jadikan manusia sebagai kera dan mereka kalangan kera menjadi
manusia.
Demikian
keputusan perjumpaan dan keputusan itu akan segera dihantar kepada tuhan yang
kuasai sekalian alam.
No comments:
Post a Comment