Sunday March 13-2-16
OLEH: NURLIYANA
ABDULLAH
www.sabahinsider14.blogspot.com
KATAnya bawah kerajaan Barisan Nasional (BN) Sabah maju dan hebat. Siapa yang hebat dan
siapa yang maju menikmati hakikat atau sekadar bersilat kata ditutupinya mata
kita dengan sarang labah-labah TV3 tiga suku dan Utusan mendendang suara
sumbang bohong dan khianat?
Disediakannya
BR1M, zink dan kain pelikat wang RM puluhan dikata berbudi, tetapi mulut
disuapi pisang, pantat dikaitnya dengan duri dan seksa memanjang anak cucu
cicit menderita payah sengsara.
Dihantarnya
tangki biru tanpa tiang konon sumbangan BN meski sebenar itu harta rakyat yang
membayar cukai bukan hak BN dan di Malaya bukan tangki tetapi air paip ke
rumah, sedang kita di pedalaman banyak kalangan kita sejak merdeka mandinya di
sungai yang tercemar kesan hutan padang jarak padang tekukur. laknatullah bala
menjadi-jadi!
Di
kota dan beradalah di likas, kinarut, lansanan, telipok ria, pasar filifina
atau pasar ikan kita seperti di negara asing yang tak kukenal bahasanya dan
wajahnya cukup kita ragu tersilap mata habis diragut melawan ditikam. ngeri dan
memang menakutkan di sekitarku ini. syaitan!
Remaja
kita tidak betah di sini kala di sini tidak menjanjikan pekerjaan sesuai dengan
kelulusan, sementara ribuan hampir juta menganggur dan yang berkerja siap kena
buang bukan seribu tapi puluhan ribu, lalu apa jadinya negara bangsaku ini?
30
juta hidup dalam ragu dan mereka selalu melihat luar dan langit tanpa jawaban
dan jawaban selalu saja menjadi teka teki yang akhirnya menjadi persoalan yang
tiada siapa dapat menyelesaikan.
Hutang
negara membengkak dan ekonomi jatuh merangkak, dana negara berbilion mengalir
ke akaun sendiri dan kita memang dalam bahaya.
Sabah
terkaya tetapi rakyatnya termiskin dan khazanah negara cukai, gst berbilion
mengalir ke luar masuk ke kantung-kantung pak menteri, anak bini, suku sakat
kroni dan segera menjadi hak diri. inflasi!
Rakyat
sepanjang jalanan wajahnya pilu hiba berdukacita dan serentak mereka berjalan
membawa panji-panji dan sepanduk sambil
ditulisnya perkataan " sila turun".
Suara-suara
itu melompat-lompat-lompat melanggar tembuk, melanggar pohonan, kota batu dan
akhirnya berdiri di depan putrajaya.
Seorang
PM siap melihat ke luar lewat jendela berhawa dingin dan seorang Altantuya
mengintip sebalik tiang siap dengan senjata bom c4nya, sementara sirul terus
ditekan untuk akui demi seorang pemimpin. kambing hitam!
No comments:
Post a Comment