OLEH: ISMAILY BUNGSU
Rabu Sept, 07/2016
HARTA tidak akan berkurang gara2 sedekah,
tidaklah seorang hamba Allah memberikan maaf- terhadap kesalahan orang lain
melainkan Allah pasti akan menambah kemuliaan pada dirinya. Tidaklah seorangpun
yang bersikap rendah hati( tawadhu) kerana Allah( ikhlas) melainkan pasti akan
diangkat derajatnya oleh Allah.
Nah, hadis di atas menganjurkan
kita ini harusnya bersikap ihsan/suka berbuat baik kepada orang lain, entah
dengan harta, dengan memaafkan kesalahan mereka ataupun dengan bersikap merendah
diri dan inilah yang harus menjadi amalan kita semua.
Apa yang terjadi sekitar minggu ini
di kalangan dua pemimpin yang cukup berwibawa itu barangkali satu petunjuk dari
Allah atau barangkali ada hikmahnya yang Allah mahu perlihatkan di depan mata bahawa
kita ini sebagai hamba kena ada sikap merendah diri dan memaafkan apa saja
kesalahan yang dilakukan oleh orang lain.
Makanya selalu saya katakan sikap
dan teladan yang diperlihatkan oleh Nabi masa hidupnya baginda cukup memberikan
kita pengajaran yang terbaik tetapi sayang teladan itu tidak menjadi amalan
orang kita yang menjadikan di sekitar banyak saja bencana yang berlaku kesan
kemurkaan Allah.
Islam telah menjelaskan atau
melalui hadis2 Nabi bahawa orang paling dibenci Allah ialah yang menaruh dendam
kesumat dan dendam itu sebenarnya tidak baik untuk kesihatan hati diri sendiri.
Biasanya yang mendendam selalu saja
hatinya tidak tenang dan hidupnya selalu dalam keadaan kacau, sedang yang
didendami meski terseksa dalam penjara kesan aniaya misalnya tetapi jiwanya
tenang dan bahagia sebab tidak ada rasa sakit hati di dalam dan menyerahkan
segalanya kepada Allah.
Kerana itulah seperti yang saya
tekuni cara mengubati dendam itu ialah menjadikan diri pemaaf, jalinkan
silaturahim, tingkatkan iman dan takwa kepada Allah, eratkan persaudaraan,
menahan amarah, tidak mengejek atau melecehkan, sikap ramah atau sopan,
membiasakan kerjasama, saling mengingatkan dan macam-macam lagi.
Peristiwa yang berlaku minggu ini
dan terjadi kelmarin memang sesuatu yang sangat mengharukan dan itu memang
sudah saya duga sebelum ini sebab apa saja kesilapan/kesalahan akhirnya akan
berada dalam kemenangan jika ada kesedaran dan penyatuan dan itulah yang saya
katakan hikmahnya.
Saya memang sedikit kenal dengan
yang namanya Anwar Ibrahim meski dia seorang pemimpin yang saya hormat tetapi
tidak semua tindakannya saya setuju dan kerana itu saya pernah mendebat beliau
di sebuah hotel dan membantah caranya dan bantahan itu dia terima dan kemudian
membatalkan keinginan yang dirancang dan itu cukup saya kagumi sikapnya yang
siap menerima pandangan orang dan meski demikian dia tidak mendendami saya
malah ada sesekali ia menghantar e mail kepada saya dan kak wan sendiri ulang
kali telefon saya sendiri. Itu cukup saya kagum dan hormat sekali.
Demikian juga seorang Mahathir
meski saya tidak pernah berdebat dan menghujah pemikirannya secara berdepan,
tetapi seperti yang selalu saya katakan ada cara dan tindakannya saya sokong
dan ada yang tidak saya sokong.
Bila pandangan dan tindakannya
keduanya saya bantah itu tidak bermakna saya anti keduanya atau bila saya
sokong tidak bermakna saya pro atau bersikap menJILAT seperti dikata orang
sebab sikap saya ada yang benar tetap saya sokong dan yang tidak benar bagi
pandangan saya tetap saya suarakan.
Inilah sikap saya yang tidak mudah
menyokong membabi buta dan kesimpulan selalu saya katakan keduanya bukan nabi
dan bukan maksum tetapi insan biasa yang ada sedikit kelebihan dan kekurangan
banding kita.
Begitulah
Yang saya lihat ramai yang usaha
memberikan komen yang beda pendapat dan itu tidak mengapa tetapi yang saya
lihat dan perhatikan keduanya merupakan pemimpin yang berjiwa besar seperti
juga para pemimpin lain di dunia dan barangkali bolehlah dibandingkan dengan
pemimpin negara kita yang lain seperti mantan-mantan PM atau PM yang ada sekarang ini yang bernama
Najib yang memimpin UMNO menjadi parti terbaik dalam dunia.
No comments:
Post a Comment