DI SEKITAR KU.....LADANG TEH KEBUN-KEBUN SAYUR-SAYURAN KUNDANGAN DAN RANAU INI MILIK SIAPA



Sabtu April 16/2016

OLEH: ISMAILY BUNGSU
www.sabahinsider14.blogspot.com


KEBUN SAYUR...Kundasang-Ranau kini jadi milik siapa?

PAGI  ini terasakan bumi kering matahari panas bahangnya membakar resah hati yang berabad lama dan di jalan aku melihat rakyat tetap datang dan pergi dengan beban sarat di pundak tanpa bicara tapi hati bisa kubaca kocaknya deras menusuk luati terbakar sukmaku.

Di daratan lembah kinabalu, aku melihat mereka rakyatku berbondong-bondong melewati lurah, bukitan dan mereka daki gunung lalu memahat bebatu menjadi nyata yang diinginkan dan petang nanti mereka pulang dengan longlai tanpa harap dan mengharap.


Kebun-kebun  teh dan bukitan menghijau sayuran tumbuhan tanah sebahagian bukan milik mereka tetapi bertukar tangan kepunyaan orang asing teringat tuan tanah kedawung di musim belanda minta tanah dan seorang pak tua duduk di pintu resah hatinya luka batinnya menangis menunggu cucu pulang dari sekolah tanpa tahu masa depannya bagaimana.

Di kampung halamanku jauh di pedalaman, ibu-ibu lagi masuk ke hutan mencari sayuran sedang sang ayah usaha menebang pohonan tetapi sedih mereka segera dibantah kesan pemerintah menjelaskan mereka penceroboh kesan hutan milik orang lain yang entah siapa. lalu sedih dan pilu perit terasakan dan pulang dengan rasa hampa sambil senja itu mereka lihat di langit mendung curiga dan gelap sebentar tiba membungkus hati-hati mereka yang luka bernanah janji 5 tahun sekali segera terpahat di hati mereka. br1m dan tangki biru!

Begitulah duka rakyat yang hampa dengan janji-janji seorang yang berhormat sebagai wakil mereka sesudah usai pemilihan mereka tak pernah lagi muncul makan bersila sambil ngirup tapai tuak anggur tokila cap tikus.

Anak-anak tidak lagi betah tinggal di desa tanpa apa-apa dan lalu beramai-ramai mereka ke kota menjerat anganan yang samar kelihatan dan di kota kesan kerasnya hidup tak terdaya merempat di sana sini kalah dalam pergulatan mencari makna dan akhirnya terkalahkan lalu menjadi sampah-sampah dan ada yang pulang dengan berat beban hitam masa depan gelap pandangan.

Hidup semacam apa ini?


No comments:

Post a Comment