OLEH:NURLIYANA
ABDULLAH
www///sabahinsider14.blogspot.com
Isnin
Ogos 01/2016
DALAM kepimpinan baik jabatan,
NGO atau politik setiap yang di atas kena tunjukkan sikap yang professional,
tepat dan mantap kala mengambil sesuatu tindakan.
Setiap tindakan yang
diambil hendaklah difikirkan bukan sekali atau sebaliknya tetapi kena fikir baik
dan buruk kesannya sesuatu isu.
Ramai yang di atas selalu
bersikap bijak tetapi sebenarnya tindakan begitu bobrok dan selalu dalam
penganiayaan orang lain kala bertindak kesan emosi atau terikut-ikut arahan
yang tidak masuk akal langsung.
Dalam Islam sudah jelas apa
saja tindakan yang mengaibkan atau merendah-rendahkan orang lain itu namanya
tindakan yang kebudak-budakan dan harus diperhentikan.
"....Saya tidaklah
bijak, tetapi tidaklah bodoh sangat..... " kata Datuk Sri Shafie Hj Apdal
ketika berucap baru-baru ini dan itu menjelaskan yang di atas jangan selalu
berfikir diri bijak sebab kekadang yang berjawatan rendah seperti tukang sapu,
bersih longkang lagi bijak banding yang di atas.
Kita tentu tahu bahawa baik
atasan atau yang di bawah seringnya hormat menghormati dan kalau atasan tidak
hormat yang di bawah, sudahnya bagaimana kita mengharap yang di bawah hormat
kita?
Keadaan ini kena faham dan
itulah yang dikatakan Mahathir kepimpinan melalui teladan dan tentu saja
sesiapa yang terlibat kena lihat wajah sendiri di cermin muka agar tahu atau
lebih sedar diri untuk mengelak yang di bawah bakal datang membuat koreksi
secara keras tindakan yang tidak masuk akal untuk dipatuhi oleh orang lain.
Manusia ini bukan lembu
yang siap menurut perintah dan yang salah tetap salah kala kita lakukan juga
maka semua akan mendapat dosa dan siap ditanya nanti di akhirat dan diadili di
mahkamah Allah.
Berkata benarlah meski
pahit sabda nabi dan jangan takut bercakap benar dan hidup ini perjuangkanlah
yang namanya kebenaran itu meski pahit risikonya dan saya akan terus bercakap
benar meski apa saja tindakan yang bakal diterima itu saya anggap ketentuan
Allah.
No comments:
Post a Comment