Thursday December 31. 2015
OLEH:NURLIAYANA ABDULLAH
TERASAkan tahun 2015 itu
hanya sebentar saja berlalu dan esok atau untuk sekian jam kita akan menjejaki
tahun 2016 yang kata orang entah bagaimana nasib seterusnya kala kehidupan kita
di tahun 2015 ini penuh hitam berbelam.
Tahun 2015 jelas
memperlihatkan matahari panas di atas kepala kita kesan warnanya hitam itu
selalu saja di sekitar kita. Bayangkan saja harga sawit merundum dan harga
getah menjunam yang saya lihat kesan orang tengah mengambil kesempatan dalam
kesesakan yang sudahnya rakyat cukup menderita.
Sesudah sawit dan getah
terus menyeksakan harga, serentak sama ringgit jatuh sejatuh-jatuhnya nya dan
jatuhnya mata wang di dunia memang semuanya terlibat tetapi kesan teruknya
jelas berlaku di negara kita Malaysia kesan masalah 1MDB dan hal-hal lain yang menyebabkan pelabur lari dan enggan
singgah di Malaysia.
Kenapa jadi demikian petaka
yang kita terima di musim datangnya tahun 2015 dan tentunya kita semua tahu
soal jawabannya demikian ada dalam benak diri kita sendiri.
Paling sakit dan
menyakitkan bila mana kesan hutang yang berhimpun bengkak bernanah dan yang
berkenaan tidak punya inisiatif bijak mendepani keadaan alias gagal untuk
mencari sumber lain bagi menampung ekonomi negara, maka tiada pilihan lain
dipotong subsidi dan kemudian GST mula mencekek leher rakyat dan kitapun
melihat pancungan berganda hingga rakyat terus miskin papa kedana meraba-raba
seperti sibuta baru saja keluar dari gua hantu puaka.
Kesan yang saya katakan di
atas, maka kita sebenarnya dalam bencana dan tahun-tahun mendatang ini kita siap lagi menerima
perjanjian TPPA yang sama maksudnya dengan perjanjian perdagangan perjanjian
hindia Timur yang asalnya perdagangan dan berubah menjadi penjajahan dan ketika
itu Melayu dalam cengkaman dan Islam terbantut hadirlah undang-undang barat pembunuh undang-undang syariah yang menakutkan mereka kalangan bangsa
laknat.
Nah, kelihatannya tahun
2016 di ambang pintu dan untuk beberapan jam lagi kita bakal melangkahkan kaki
kita di tahun baru yang belum menjanjikan apa-apa dan kita kelihatannya bakal
berjalan dalam gelap samar malam seperti seorang tua yang siap menunggu mati
segan ketemu Illahi.
Pantai tanjung Aru seperti
selalunya akan kita saksikan anak-anak muda yang lupa diri mandi di pantai
tanpa apa-apa yang mereka kata konon membuang sial bala dan itu sebenarnya
kesan budaya yang selalu saja datang meliar di kalangan anak bangsa kita dan
akhirnya anak bangsa kita kehilangan moral akhlak yang mulia yang diwariskan
oleh nabi junjungan kita.
Kenapa jadi demikian?
Kita kembali kepada sistem
cara pemerintah kendalikan negara dan di tivi selalu saja dihidangkan dengan
segala macam hiburan yang sama sekali tidak membawa apa-apa makna, lagi banyak
buruknya banding kebaikan yang kita cari. Keadaan ini memang sungguh menakutkan
dan dimusim mendatang kita siap hadapi luka perit kesan halaman sosial yang
terbuka tanpa batas penuh makian kutukan kesani syaitan berlompatan gembira
kala itulah yang dijanjikan tika sirna dari syurga.
Segalanya menjadi terus
mengesani kehidupan kita bila sistem politik negara bangsa kita menjadi tidak
menentu kala ramai kalangan pemimpin yang diamanahkan kehilangan padoman dan
mereka beraba-raba berjalan dalam kegelapan tanpa cahaya dan akhirnya mereka sendiri
tersesat sambil lontaran=lontaran kata
mereka seperti orang gila sasau dan perlu dihantar ke rumah sakit hilang
ingatan di Bukit Padang atau Tanjung Rambutan..
Kata-kata pemimpin kita
sering saja bercanggah, yang haram dihalalkan dan yang halal diharamkan dan ada
pula yang menyamakan diri mereka tak jauh beda dengan sifat Tuhan yang satu,
sedang beribu-ribu malaikat terkesima mendengar suara-suara dari bumi terlontar
ke langit dan benarlah seperti dikatakan melalui langit mendung tuhan dibayang
mengeleng-gelengkan kepalanya. Iya, langit semakin mendung sebuah karya yang
cukup mengejutkan rakyat di negara indon sedikit masa dulu.
Memang kelihatannya yang
kita diami ini semakin tua dan usia kita dan alam ini juga sama seperti
kehilangan akal kesan usia yang sudah sampai waktu untuk kembali kepada-Nya.
Apakah kita susah bersiap sedia menerima hakikat ini?
Kalau menurut tafsiran
kenyataan-kenyataan-perempuan nabi
bermula hijrah, maka inilah waktunya akan ditiup sangkakala dan ketika itu
perempuan-perempuan bunting tidak lagi
peduli anak dalam kandungannya, gunung-gunung berterbangan di angkasa, api menyala-nyala,
bumi yang kita pijak menjadi lautan api dan suara-suara getir menakutkan terus ada di sekitar kita,
kekadang dalam kegelapan dan kekadang dalam panas api yang berjuta kali panas.
Apakah kita sudah bersiap
sedia menerima kenyataan ini dan marilah kita bersama mengingatkan kesan
keadaan ini dan tahun 2015 telah mengheret kita ke lembah yang menyakitkan dan
tahun 2016 sudah di ambang pintu dan sama berjanji untuk berada di laluan
illahi penuh insaf dan sedar diri.
Ya, Allah ampunkan segala
dosa2 kami dan mudahkanlah perjalanan ini untuk menuju syurga firdaus seperti
yang dijanji.
Salam tahun baru
No comments:
Post a Comment