Monday January 11.2016
OLEH: NURLIYANA
ABDULLAH
MALAYSIA sekarang sudah kehilangan sopan santun. Budaya
kasar berbahasa sudah jelas ada di mana-mana dan akhirnya melahirkan satu
bangsa yang kehilangan adab tata susila.
Di Sabah ini kalau merujuk suku bangsa lokal
bahasanya cukup lembut dan halus. Kekadang kalau mereka berbahasa seolah susah
kita mendengarnya kesan rata-rata mereka tidak mahu berteriak.
Misalnya kalau kita pergi ke kampung-kampung jauh di pedalaman seperti bangsa murut, paitan
dan lain biasanya bahasa orang-orang tua
agak perlahan dan cukup santun dan ini beda dengan bangsa lain.
Kalau di dalam lift ada 3 orang cina dan 7
orang murut atau kadazan, maka saya rasa orang cina bercakap seolah/seperti
satu kampung bisingnya atau seperti dalam pasar ikan.
Begitulah keadaannya orang lokal berbahasa
cukup ramah dan cukup sopan dan jelas kelihatan hingga sekarang.
Tetapi bila kita lihat dan baca di Facebook
misalnya terutama yang berkait dengan politik, saya kekadang jadi takut sebab
selalu saja dihidangkan dengan ayat-ayat yang kasar sekali.
Kalau tidak kasar penuh sindiran dan
berulang-ulang disebut liwat atau
gara-gara liwat atau SSKM dan penuh
dengan makian bahasa kasar dan kesat. Saya kekadang jadi hairan.
Kenapa saja bangsa kita demikian jadinya?
apakah kita ini sudah kehilangan akal budi dan hilang segala akar budaya dan
kemudian menjadi samseng tak beradat atau mendekat dunia kekasaran yang hebat?
Paling aneh sekali yang berbahasa itu mereka
yang bergelar penulis politik atau politikus dan apakah mereka lupa tujuan
politik itu memujuk dan memujuk untuk mengundi atau masuk ke kerangka parti
yang dijunjung?
Apakah berpolitik itu terus bermusuh dan
bermusuh dan kalau boleh seolah musuh politik itu dihabisi saja hingga mati
tersungkur.
Dalam dunia politik mungkin saja hari ini
bermusuh dan esok jadi kawan dan yang matang tentu memikirkan hal ini lebih
jauh dan yang bijak tentu selalu menggunakan bahasa yang berhemah mulia dan
tidak akan menyakitkan hati musuh-musuh politik mereka.
Kalau cara berbahasa kasar, menghina itu terus
dilakukan tanpa sedar diri, maka tidak hairan ianya akan menambah musuh dan
bukan kawan.
Jangan lupa bila kita menulis dan berbahasa,
itu sebenarnya gambaran peribadi kita dan yang bijak membaca, menelaah akan
tahu bagaimana hati dan budi akhlak kita.
Begitulah!
No comments:
Post a Comment